Selamat Datang di Atambua Kota Beriman
Husar Binan Rai Belu
Tetuk No Nesan Diak No Kmanek
Sarwisu Nu Ata, Ha Nu Nain
Sarwisu Nu Ata, Ha Nu Nain
Dengan Persaudaraan Orang Belu,
Kita Capai Kesejahteraan yang serasi dan Seimbang
Bekerja Seperti Hamba, Makan Seperti Raja
Kita Capai Kesejahteraan yang serasi dan Seimbang
Bekerja Seperti Hamba, Makan Seperti Raja
Sebuah ungkapan yang menjadikan semboyang persaudaraan antara orang belu di Atambua dalam upaya berjuang meningkatkan kesejahtraan untuk bangkit bersama memerangi kemiskinan dan maju bersama saudara2nya di republik tercinta RI demi tegaknya NKRI yang sudah menjadi tekad Bangsa Indonesia NKRI harga mati
Kondisi Geografis
- Luas wilayah : 56.18 km²
- Populasi : 62.542 Jiwa (2005)
- Sukubangsa :
Pendatang : Dawan, Tionghoa, Jawa, Bugis
- Bahasa : Tetun
- Agama : Katolik (95%)
- Jarak dengan ibukota provinsi: 283 Km
- Kelurahan : Atambua , Fatubenao , Manumutin ,Tenukiik
Atambua di Timor Barat adalah kota yang berbatasan langsung dengan kota Dili di Timor Leste. adalah ibukota kabupaten Belu,
Propinsi Nusa Tenggara Timur kota ini nampak biasa-biasa saja, bahkan terkesan tidak teratur, masih banyak
pula jalan-jalan yang berlubang, sampah tercecer di sana sini. Tetapi belakangan pemerintah
daerah mulai fokus untuk meningkatkan pambangunan berkaitan dengan wacana
meningkatkan status dari kota
kabupaten menjadi kotamadya, karena berbatasan langsung dengan negara Timor
Leste. Kehidupan masyarakatnya dari Tasi Feto di Utara hingga Tasi Mane di
Selatan pun tidak ada beda jauh dengan masyarakat di sepanjang perbatasan Timor
Leste, Mota Ain hingga Mota Masin. kehidupan di kota sedikit jauh lebih baik dari mereka yang
ada di Maliana dan Suai. Juga, dari segi system pendidikan, Atambua sedikit
lebih baik dari Timor Leste bagian Barat,
Kota Atambua, yang juga di kenal dengan nama
Pasar Senggol. Ternyata, harga makanan di warung-warung Atambua sudah tidak
beda jauh dengan restaurant-restaurant yang ada di Dili,
Transportasi
utama adalah motor pilihan untuk berkeliling kota Atambua, tentu dengan mudah mendapatkan sebuah
motor (ojek), Dengan motor dari jantung kota Atambua di simpang lima, menuju Haliwen di bagian Timur,
menjumpai para eks pengungsi Timor Timur yang masih setia menempati wilayah
ini. Mereka telah menjadi warga negara Indonesia, walau sulit untuk mengatakan
bahwa mereka bukanlah orang Timor Leste, warga negara boleh berbeda tetapi adat
istiadat dan budaya khas Timor masih mengikat hati dan karakter dasar yang
tidak bisa dipisahkan.
Selain karena Atambua merupakan
kota dengan motor terbanyak ke-tiga di Indonesia, Ya, selain angkutan umum
mikrolet, ojek motor adalah salah satu angkutan umum yang paling laris di
Atambua...
Lurasik, adalah tempat menarik
lainnya, sebuah kota
kecil di pinggiran, berbatasan langsung dengan wilayah Kefamenanu. Keuntungan
orang perbatasan ini adalah, orang Lurasik pandai berbahasa Tetum Terik
sekaligus berbahasa Dawan
menjelajahi kota Atambua, mulai
dari Kuneru yang dihuni sebagian orang Quemaq, masuk ke daerah Tenu Kiik dan
Tenu Boot yang juga banyak dihuni oleh orang eks-Timor Leste, sampai ke wilayah
Fatubenao, pasar lama, pasar Baru dan kilo dua,.
Rangkaian kegiatan
Kegiatan Monitoring frekuensi radio di wilayah perbatasan Indonesia Timor Leste dilaksanakan 1 - 5 Juli 2013 diawali dengan pengarahan Bapak Direktur Pengendalian SDPPI Bapak Dwi Handoko yang diikuti oleh Seksi Montib Spektrum NDTBD, DTBD Direktorat Pengendalian UPT Perbatasan (Pontianak, Samarinda, Jayapura, Marauke, Batam, dan Medan)
Etape 1. Kupang - Atambua
Etape 2 Atambua - Silawan (Test point 1)
Etape 3 Silawan - Pelabuhan Wini (Test Point 2) Etape 4 Atambua - Wedome (Test Point 3)
Etape 5 Atambua kembali ke Kupang
Kondisi infrastruktur
Seperti halnya dengan kondisi daerah lainnya yang ada diwilayah perbatasan masih perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dalam rangka tegaknya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang sudah menjadi wacana untuk meningkatkan kesejahtraan masyaraktnya minimala sama daerah lainnya sebagai satu kesatuan Negara Republik Indonesia