Buaya besar berwarna kuning tertangkap hidup-hidup.di danau Tampang Keladi, sekitar pukul 09.00 wib, Minggu (12/10/2014).dengan
ukuran besar sekitar 200 kilogram dan panjang badannya sekitar 3-4 meter,
berwarna kuning kombinasi coklat. Kemudian di taruh
di kandang khusus yang ada airnya. di desa Mandor Danau Gunung Keladi
buaya itu muncul ke
permukaan lantaran merasa terganggu karena tempat tinggalnya ramai orang yang
hendak menguras danau
Penangkapan dilakukan dengan
menggunakan pukat yang besar. di kutip dari Tribunpontianak.co.id, Minggu
(12/10/2014).
Informasi dari BKSDA. buaya
itu mau dikonservasi, karena termasuk hewan yang dilindungi
Buaya kuning itu diamankan
di kolam, dalam kondisi terikat. Seutas tali melilit bagian belakang
tubuhnya.
danau itu dikeringkan untuk
dijadikan objek wisata. yang luasnya
sekitar empat hektare
warga melihat ada buaya
kuning di danau tersebut. Pada Sabtu
berbagai informasi cerita tentang
buaya kuning (http://erwansusandi-langsat.blogspot.)
Datu Kartamina
Suatu masa karena mereka
selama dua bulan tidak bertemu, Raja Ming mengunjungi sahabatnya ke Kalua.
Sesampai di rumah Datu Kartamina Raja Ming langsung mengetuk pintu, beberapa
kali diketuk tak ada sahutan apalagi Datu Kartamina keluar untuk menemui
sahabatnya. Rasa penasaran Raja Ming pun timbul, ditanya kepada tetangga rumah
Datu Kartamina dan dijawab tetangga tersebut seperti biaya Datu Kartamina
berada di sungai. Raja Ming pun menyusul kesungai sambil teriak-teriak
dipinggiran sungai karena tak melihat Datu Kartamina berada di Sungai.
Sangat terkejut setelah
dipanggil beberapa kali air didepan Raja Ming beriak besar dan air menjadi
keruh, muncul buaya kuning yang besar serta seram dihadapan Raja Ming. Namun
buaya tersebut bersuara sambil berubah wujud menjadi manusia, ”Jangan takut,
aku sahabatmu Kartamina”. Persahabatan mereka bertambah akrab dan semakin
sering bertemu untuk saling berbagi cerita.
Buaya Kuning
Dalam tradisi masyakat
banjar buaya kuning adalah makhluk yg di anggp sakral dan mahluk keramat bahkan
pada jaman dulu masyarakat banjar banyak yg memelihara “ma ingu” buaya kuning
ini hingga sampai saat ini di daerah kalua, kalimantan selatan.masyarakat
daerah sanalah yg banyak di percya memelihara hewan ini..karna mereka mayoritas
hidup dan berdagang jadi saudagar melalui sungai2 di kalimantan selatan..
buaya kuning ini bukan buaya
yg bersifat boilogis.. melainkaan buaya mistis/ supranatural/ n gaib buaya ini
kasat mata namun terkadang menampakan diri dan di beri makan setahun sekali dan
diadakan ritual oleh sang majikan
sumber : (http://ibanezhack.wordpress.com/2012)