Kanal siaran Radio MW
- Kanal 1 , Frek. 531 kHz
- Spasi frekuensi per kanal 9 kHz.
- Kanal tertinggi: Kanal 120, Frek. 1602 kHz
- jumlah angka frek selalu 9, bila bukan sembilan salah.
Kanal siaran Radio FM
- Kanal 1, Frek. 87.6 MHz.
- Spasi frekuensi perkanal 100 kHz.
- Kanal tertinggi, kanal 203, Frek 107.8 MHz.
- Spasi frekuensi wilayah siaran yang sama:
Kanal siaran Televisi
- KM 74 TAHUN 2003
- Band IV dan Band V
- Kanal terendah kanal 22, frek. 478 MHz – 486 MHz
- Kanal tertinggi kanal 62, frek.798 MHz – 806 MHz.
Pengukuran Daya
•
Langsung
- Power Meter pada Dummy Load
- Tidak Langsun
- Menggunakan DC (Directional Coupler)
- Daya output yang dikeluarkan DC kecil, cukup aman bagi alat ukur cukup dengan miliwatt
- Kemajuan Teknologi dengan spectrum analyzer
Directional Coupler
Po tx (dBm)
= Pspl (dBm) + A dc (dB)
Po tx
= Power output pemancar (dBm)
Pspl
= Power sampel (dBm) (power yg
ditunjukkan alat ukur)
Adc
= Attenuasi directional coupler
Perhitungan daya dgn DC
Contoh :
- Adc = 67 dB
- Pspl = - 15 dBm
- Potx = -15 dBm + 67 dB = 52 dBm = 158 Watt
Pengukuran Field
Strength
- Pengukuran FS Pemancar Radio AM MW dan AM SW
- Frekuensi dibawah 30 Mhz
- Direkomendasikan untuk menggunakan antenna vertical atau loop antenna.
- Tinggi antena kira-kira 1 sd 1.5 meter
•
Pengukuran FS Pemancar Radio FM dan Pemancar TV
- Frekuensi antara 30 Mhz dan 1 GHz
- Polarisasi antena receiver harus sama dengan polarisasi antena pemancar yang diukur.
- Jenis antena biasanya hal-wave dipole
- Arah beam antena FS Meter ke lokasi Tx
- Ketinggian antena direkomendasikan 10 meter diatas tanah, Bila kurang 10 m, hasil ukur + nilai konversi
- Di setiap test poin dilakukan pengukuran tambahan di beberapa titik sebagai berikut:
- lima langkah ke depan,
- lima langkah ke belakang,
- lima langkah ke samping kiri dan
- lima langkah ke samping kanan.
- Buat Rata2 dari hasil pengukuran tsb
- Syarat lokasi pengukuran:
- Ruangan terbuka
- Hindari kemungkinan adanya refleksi
- Hindari bangunan dengan atap logam/ seng
- Hindari obstacle menara besi
- Jauh dari kabel tegangan tinggi
- Jauh dari bundel kabel telepon
- Seminimal mungkin noise akibat busi kendaraan, mesin2 listrik
Berdasarkan REC. ITU-R SM.443-4. (2007)
- Metoda-metoda pengukuran bandwidth direkomendasikan:
- Pengukuran langsung dengan metoda “ ß%” yang dispesifikasikan pada Annex 1, digunakan pada stasiun monitoring ketika mengukur “occupied bandwidth”.
- Pengukuran dengan metoda “x dB” yang dispesikifikasikan pada Annex 2 digunakan untuk mengukur x dB bandwidth.
- Bandwidth yang digunakan dapat di perhitungkan (estimation) dari x dB bandwidth dengan menggunakan prosedure yang diterangkan pada Annex 3, ketika kondisi untuk pengukuran occupied bandwidth yang presisi tidak dipenuhi, atau tidak tersedianya peralatan untuk pengukuran dengan metode ß %.
METODE PENGUKURAN “OCCUPIED BANDWIDTH
- dengan METODE “ ß%”
- Kondisi Umum yang dibutuhkan untuk pengukuran bandwidth.
- Kurva “Line of Sight” dengan zona Fresnel antara pemancar dengan antena penerima harus diamankan untuk menjamin berbedaan sumber emisi.
- Antena directional dengan direktivity yang tinggi dan “front-back ratio” yang tinggi, digunakan untuk meminimalkan pengaruh fading akibat penerimaan ganda (multipath).
- Spektrum analiser yang baik atau digital monitoring receiver dapat digunakan
METODE PENGUKURAN
“OCCUPIED BANDWIDTH” dengan METODE “ ß%”
- Kondisi Umum yang dibutuhkan untuk pengukuran bandwidth.
- Kurva “Line of Sight” dengan zona Fresnel antara pemancar dengan antena penerima harus diamankan untuk menjamin berbedaan sumber emisi.
- Antena directional dengan direktivity yang tinggi dan “front-back ratio” yang tinggi, digunakan untuk meminimalkan pengaruh fading akibat penerimaan ganda (multipath).
- Spektrum analiser yang baik atau digital monitoring receiver dapat digunakan.
“PENDUDUKAN BANDWIDTH”
MENGGUNAKAN METODE “X dB”
MENGGUNAKAN METODE “X dB”
- metode “ß %” tidak dapat digunakan untuk pengukuran “pendudukan Bandiwidth” secara langsung pada situasi berikut,
- Interferensi dalam pita frekuensi pada level yang lebih tinggi dari pada level dari sinyal yang diinginkan.
- Tidak tersedia Alat Ukur untuk pengukuran dengan metode “ß %”
“PENDUDUKAN BANDWIDTH” MENGGUNAKAN METODE “X dB”
Secara
umum, terdapat dua perbedaan pendekatan untuk memperbandingkan pengukuran
bandwidth dengan bandwidth yang diperlukan atau yang diduduki sebagai berikut :
- Selalu mengukur dengan – 26 dB bandwidth dan gunakan faktor konversi
- Mengukur sinyal pada nilai yang spesifik dari “x dB” yang berbeda untuk setiap kelas emisi
faktor konversi
Pengukuran Frekuensi Deviasi
- Frekuensi deviasi adalah besarnya simpangan frekuensi carrier oleh amplitude sinyal modulasi pada sistem modulasi FM.
- Frekuensi deviasi tidak dikenal di sistem modulasi AM.
- Besar kecilnya frekuensi deviasi dipengaruhi oleh besar kecilnya amplitudo dari sinyal modulasi.
- Standard maksimum frekuensi deviasi pada Pemancar FM adalah 75 KHz .
- Standard maksimum frekuensi deviasi pada Pemancar Audio TV adalah 50 KHz
Penghitungan ERP
- ERP atau Effective Radiated Power adalah daya pancar yang dikeluarkan oleh antenna.
- Misalnya
- daya output pemancar = 2 KW, dan
- gain antenna = 40 kali
- maka ERP = 2KW x 40 = 80 KW
Pengukuran Spurious Radiasi
- Batas Spurious radiasi yang diperbolehkan berdasarkan Rec. ITU-R SM. 329-10 adalah sebagai berikut :
- Radio siaran AM MW dan AM SW adalah
- 50 dBc dan level absolut power rms adalah <50 mW
- Radio Siaran FM adalah :
- 46 + 10 log P atau 70 dBc dipilih mana yang lebih rendah, dan level absolut power rms adalah <1 mW
- TV Siaran VHF adalah :
- 46 + 10 log P atau 60 dBc dipilih mana yang lebih rendah, dan level absolut power rms adalah <1 mW
- TV Siaran UHF adalah :
- 46 + 10 log P atau 60 dBc dipilih mana yang lebih rendah, dan level absolut power rms adalah <12 mW
- dBc = decibels relative
- P = mean power (W) at the antenna transmission line, in accordance with RR No. 1.158. When burst transmission is used, the mean power P and the mean power of any spurious domain emissions are measured using power averaging over the burst duration.