Melirik aktifitas di pasar
tradisional
Kecenderungan dalam satu
kunjungan dinas ke salah satu daerah baik itu di dalam negeri maupun di manca
negara umumnya para peserta dalam tim pada saat penutupan mencari pasar2
tradisional untuk berbelanja oleh2 yang relatif terjangkau dan bisa tawar
menawar harga
Seperti kita ketahui bahwa Pasar
merupakan kegiatan transaksi jual-beli dimana pasar tradisional dapat kita bedakan dengan pasar modern dari sisi fasilitasnya, harga dan
layanannya
- Pasar tradisional merupakan tempat transaksi penjual pembeli secara langsung,
- Bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka
- Menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain.
- Menjual kue-kue dan barang-barang sovenir lainnya.
- Dekat kawasan perumahan
- Bedanya dengan pasar modern adalah
- Penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung
- Pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode),
- Berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.
- Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama.
- pasar modern adalah pasar swalayan dan hypermarket, supermarket, dan minimarket.
Diera sekarang ini pasar tradisional terkesan dipinggirkan
disebabkan sistem manajemen dan pengelelolaannya masih relatih rendah dan
terkesan sembraut dan dan kumuh becek karena banyaknya produksi/tumpukan sampah
setiap harinya
Sedangkan pasar modern atau
biasa (hyper-market, mal, sampai mart) sudah semakin tumbuh dan menjamur
sampai ke pinggir-pinggir kota bahkan ke desa/desa .
fenomena keterdesakan pasar
tradisional ini merupakan bagian dari isu eksploitasi atas masyarakat sederhana
oleh masyarakat kompleks dan merupakan bagian
dari sistem ekonomi politik Indonesia antara pengambil kebijakan dan pemilik
modal, dimana aturan main yang dibuat juga lebih berpihak kepada kaum pemodal
ketimbang kepada pengguna pasar tradisional.
Dengan tingkat pendapatan
dan perekonomian masyarakat yang masih
relatif rendah, masyarakat lebih suka berbelanja ke pasar tradisional. Dengan bergesernya
budaya masyarakat kita sudah mulai belakangan
ini sudah terlihat menuju ke pasar modern.
Untuk mempertahankan agar keberadaan
pasar tradisional dapat menjadikan basis
kekuatan UKM (Usaha Kecil Menengah perlu ide-ide kreatif dan memfasilitasi pasar tradisional dan
produk-produknya kedepan untuk lebih ditingkatkan dengan ditunjang oleh peraturan
perundangan dan keberpihakan pemerintah, swasta, dan masyarakat tradisional
yang berbasis budaya dan wisata dalam rangka pemberdayaan rakyat. (
Perlu kita ketahui bahwa pasar bukan lagi tempat bertemunya penjual dan
pembeli, tetapi juga wadah interaksi sosial dan representasi nilai-nilai
tradisional yang ditunjukkan oleh siapa yang ada dan berinteraksi langsung
maupun tidak langsung didalamnya tanpa intervensi pemerintah, pasar tradisional
tidak lama lagi mungkin akan bisa bertahan , terutama di wilayah perkotaan.
Iklim persaingan dan eksistensi pasar tradisional sekarang ini
lebih sebagai akibat tidak adanya persaingan yang seimbang ketimbang persaingan
tidak sehat. Indomaret, Carrefour dan
hypermart lain, pemerintah hendaknya membatasi pemberikan izin kepada
peritel-peritel modern untuk mendirikan usaha bisnis ritelnya di lokasi yang
berhadapan langsung dengan pasar tradisional atau pelaku usaha ritel kecil.
Apa yang kita lihat dalam
beberapa tahun terakhir, sudah banyak pasar tradisional tdak bisat di
pertahankan jumlah pedagang atau tenaga
kerja lain yang menggantungkan hidup padanya ikut kehilangan mata pencaharian. Akibat
kekuatan modal, teknologi serta sistem yang dimilikinya, jaringan ritel modern
dengan mudah melakukan berbagai praktik dan strategi sehingga pasar tradisionil mau tidak mau menerima persaingan tak sehat.
Perlu menjadi perhatian
pengambil kebijakan dalam hal pengaturan
zona dan lokasi ritel modern dan tradisional yang diintegrasikan dengan rencana
umum tata ruang,
Namun, keberadaan pasar
modern sebenarnya bukan satu-satunya ancaman bagi pasar tradisional. Amburadulnya
manajemen dan buruknya infrastruktur pasar sebagai penyebab kian
terpinggirkannya pasar tradisional. Dalam beberapa kasus, pasar tradisional
sendiri memang lambat berbenah, dihadapkan pada perilaku dan kebiasaan konsumen
yang juga berubah sejalan dengan perkembangan zaman.
pasar tradisional belum
lepas dari gambaran kumuh, becek, tak aman, dan tidak nyaman. pengelola pasar hanya melihat pasar
tradisional dan peritel tradisional sebagai sumber penerimaan asli daerah
(PAD). Penarikan retribusi terhadap pedagang tidak diimbangi dengan perbaikan
pelayanan masalah eksternal dan internal yang membelenggu pasar tradisional ini
membuat tanpa pembenahan,
Selain akibat persaingan
yang sifatnya alamiah, kalangan pedagang atau asosiasi pedagang pasar selama
ini juga melihat adanya upaya sistematis untuk meminggirkan pasar tradisional
yang selama ini berkonotasi kumuh oleh pengembang swasta dan ritel besar yang
ada
Akhirnya, eksistensi pasar
dan ritel tradisional sepenuhnya akan tergantung pada komitmen semua pemangku
kepentingan dan keberpihakan pemerintah pada pasar serta sektor ritel
tradisional yang notabene adalah tulang punggung penting ekonomi dan andalan perekomian
masyarakat kehawatiran masyarat dengan . Minimarket yang menjamur di perumahan,
Rukun Warga. Pasar yang tadinya dikuasai toko kelontongan, kini diambil alih
minimarket.
Selain itu, pasar tradisonal
juga berfungsi sebagai tempat terjadinya asimilasi budaya, pusat komunikasi,
hiburan, dan interaksi sosial. Dengan adanya kontak kebudayaan, akan terjadi
difusi pengetahuan di antara orang-orang yang melakukan aktivitas di pasar
Banyak pasar tradisonal yang
sebenarnya berpotensi sebagai aset budaya dan wisata. Tengok saja pasar
Beringharjo di Yogyakarta yang menjual berbagai jenis dan peruntukan batik,
pasar apung di Banjarmasin yang menjual kebutuhan sehari-harai, pasar Rawa
Bening di Jatinegara, Jakarta, yang menjual batu akik untuk cincin, dan pasar
barang antik di Jalan Surabaya. identitas budaya dari suatu masyarakat atau
identitas tertentu. Jika ingin membeli produk lokal atau keperluan adat, maka
kebtuhan ini akan di temukan di pasar tradisionil maka pasar tradisional
berpotensi menjadi daya tarik wisata ataupun pengembangan budaya agar pasar
tradisonal tak tergusur, ia harus dikelola dan dikembangkan dengan melihat
kekhasan yang dimiliki pasar tradisional
juga memiliki faktor emosional. di pasar dia bisa menemukan barang yang menjadi
khas daerah tersebut.